Senin, 27 Maret 2017

Wisata Edukasi Kampung Coklat - Blitar




Apa sih yang terlintas di pikiran kita jika berwisata ke kota Blitar? Nyekar di Makan Bung Karno? Mengeksplorasi Candi Penataran atau menikmati indahnya Pantai Tambakrejo? Aah itu semua terlalu mainstream. Kali ini kerluarga besar Usaha Perjalanan Pariwisata UNEJ akan mengajak para pembaca menikmati sebuah destinasi wisata yang sedang naik daun yaitu Wisata Edukasi Kampung Coklat.
Berlokasi di wilayah Kabupaten Blitar, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 – 20 menit dari pusat kota Blitar. Jika dari pusat kota Blitar kita tinggal mengikuti jalan kota yang menuju ke arah Kademangan. Sampai menemukan jembatan Kademangan belok kiri, lalu lurus saja sampai ketemu Pasar Kademangan. Dari pasar kita masih lurus sampai perempatan menuju ke arah Lodoyo (Gunung Betet). Nah di sini belok kiri dan ikuti jalan lurus kurang lebih 3 km. Letak Kampung Coklat berada di utara jalan atau sisi kiri jalan, dekat dengan perbatasan Desa Plosorejo dengan Desa Darungan Kademangan, tepatnya di Jl. Banteng – Blorok No. 18 RT. 01 / RW. 06, Desa Plosorejo, Kademangan, Blitar.
Kampung Coklat merupakan salah satu destinasi wisata yang berbasis wisata edukasi. Wisata edukasi yang mempunyai pengertian sebagai suatu kegiatan atau perjalanan  yang dilakukan untuk tujuan rekreatif dengan lebih menonjolkan unsur pendidikan. Pada dasarnya wisata edukasi adalah perjalanan yang memberikan lebih manfaat selain dari rekreasi / hiburan melainkan ada tambahan pembelajaran yang bermanfaat.
Tiket Masuk
Sedikit informasi mengenai Kampung Coklat yang saya dapat dari beberapa media, berawal dari Flu Burung saat peternakan ayam petelur milik Bapak Kholid Mustofa (Pimpinan Kampung Coklat) mengalami kerugian besar akibat terjangkit virus Flu Burung pada tahun 2004. Maka dari situlah mencari solusi dan alternatif usaha lain hingga ada inisiatif kakao. Tanah seluas 750m2 milik keluarga yang sudah ditanami Kakao sejak tahun 2000 menjadi inspirasi awal. Ketiadaan pekerjaan dan tuntutan ekonomi mengantar Bapak Kholid Mustofa lebih fokus di kebun kakao tersebut. Dan dari sanalah insipirasi pembangunan wilayah edukasi perkebunan dalam hal ini kakao, dan hingga sekarang meramabah ke dunia pariwisata (wisata edukasi kakao / cokelat). Kampung Coklat merupakan kawasan wisata edukasi kakao yang didalamnya kita akan diajak melihat proses bagaimana pembibitan kakao, penanaman, perawatan hingga besar dan berbuah serta dimanafaatkan untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan cokelat.

Sesampainya kami di kawasan Kampung Coklat, kami beserta rombongan setelah turun dari Bus kami langsung masuk ke area lobby. Melangkah dari teras hingga lorong sudah tercium aroma khas kakao / coklat hal tersebut sebagai indentitas dari tempat tersebut. Tiket masuk kawasan wisata Edukasi Kampung Coklat cukup terjangkau bahkan sangat terjangkau dengan apa yang akan kita peroleh di dalam kawasan kampung coklat yaitu sebesar Rp. 5000,- per orang.
Area Pembibitan Pohon Kakao
Di kawasan Kampung Coklat juga terdapat guide yang akan mengarahkan dan memberi informasi mengenai Kampung Coklat dan seisinya. Kegiatan pertama kami diajak untuk mengetahui pohon kakao. Setelah itu beranjak ke area pembibitan, tempat pembibitan berada di area yang terbuka. Guide menjelaskan bagaimana cara menanam biji kakao, cara peletakan biji, pemilihan tanah, jarak letak penanaman dan perawatannya hingga pamen. Setelah selesai di area pembibitan kami beranjak ke ruangan cooking class. Diruangan ini kami juga bisa melihat bagaimana proses produksi, pengemasan dll di seberang kaca, serta mengetahui jenis coklat / bubuk cokelat, tak lupa kami juga belajar bereksperimen dengan ikut menghias coklat yang pada akhirnya bisa kami bawa pulang. Setelah kami melakukan cooking class kami berlajut ke area pertemuan yang melibatkan pengelola Kampung Coklat, hal yang menarik terjadi kami melakukan sesi tanya jawab / sharing bukan di hall atau ruangan yg formil melainkan kami di bawa ketengah kolam yang dihubungkan dengan jembata yang biasanya digunakan untuk berfoto. Disana juaga terdapat outlet yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman yang berbahan dasar / berbahan campuran cokelat, misal sate buah cokelat dan es cokelat yang sempat disuguhkan kepada kami, tersedia menu lainnya  antaralain mie cokelat, susu cokelat panas dll.Selain fasilitas outlet yang menjual minuman berbahan dasar cokelat, anda juga bisa menikmati refleksi ikan pada sebuah kolam yang disediakan.
Sesi Tanya Jawab Manajemen Pengelolaan Obyek Wisata

Di Kampung Coklat sendiri penerapan sejak awal yakni terlihat dari pembangunannya yang bertahap dari tahun ke tahun, tidak langsung membangung kawasan yang 100% jadi karena akan mengurangi anemo kedatangan wisatawan karena tidak ada perubahn dari waktu ke waktu, awal berkunjung dengan kunjungan kedua tidak ada perubahan maka akan membuat wisatawan bosan untuk datang kembali. Hal terbalik dilakukan oleh Kampung Coklat, pembangunan dilakukan bertahap, hal itu dilakukan untuk membuat wisatawan tidak bosan datang berulang kali karena adanya perubahan suasana setiap waktunya. Pembangunan kawasan yang bertahap diyakini sukses dilakukan Kampung Coklat tercatat pengunjung terbanyak dalam seharinya pernah terjadi di waktu pergantian tahun tepatnya tanggal 1 januari 2017 yang lalu hingga mencapai 30.000 pengunjung.
Chocolate Gallery
Perkebangan wisata berkelanjutan di Kampung Coklat juga ditunjang dengan dibangunya hall, guest house, arena bermain anak, kompleks outlet makanan serta Kampung coklat telah berkontribusi banyak bagi masyarakat sekitar dengan menambah serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Tercatat bahwa pegawai dari kawasan wisata edukasi Kampung Coklat sebagian besar adalah masyarakat sekitar. Kampung Coklat selain sebagai kawasan wisata edukasi juga merukan Pabrik Coklat yang hasil produksinya dijual di gallery yang dimiliki dan ada pula yang di kirim keluar dari area Kampung Coklat bahkan hingga ke luar kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar